2010-03-29 13:22:25
Saudaraku, Syeikh Hasan Yusuf!
Musuh-musuh yang tengah mengintai Anda dan Hamas ingin berbuat jahat, tapi Allah ta’ala malah meningkatkan kedudukan dan kemuliaan Hamas dan Anda. Walaupun Anda di penjara, bukan membuat Anda sedih, tapi tetap berharap, bersabar dan beriman kepada Allah yang Maha Besar. Itu yang pertama, dan yang kedua, percaya akan keadilan isu Palestina.
Gerakan kita, Hamas, yang kita loyal kepadanya, telah mempersembahkan figur-figur langka di medan jihad, aksi syahid, berpegang pada prinsip dan hak-haknya. Para pemimpin itu telah mendahului prajuritnya dalam meniti jalan syahid, jalan kemerdekaan, kesabaran, keteguhan dan kemenangan. Anda sekarang ini bagaikan gunung yang kokoh, wahai komandan jihad, tegar menghadapi ujian dan cobaan. Sebuah sikap yang disanjung pengagum Anda dan dikhawatirkan oleh para pendengki.
Adalah hal yang biasa kami hadapi, seorang ayah ditinggal syahid oleh anaknya atau sabar menunggu sang anak saat dipenjara hingga bebas. Namun saat sang ayah mengumumkan berlepas diri dari anaknya yang tersesat dari jalan yang benar dan mengikuti jejak setan. Maka hal itu adalah luar biasa, karena kita sering membaca sejarah para nabi dan rasul pilihan (ulul azmi) demikian adanya, diuji dengan anak dan keluarganya.
Maka seseorang diuji sesuai kadar keimanannya….
Anda telah diuji seperti ujian para nabi dan rasul....
Anda telah sabar seperti sabarnya kaum mukmin yang tulus....
Sikap berlepas diri Anda dari putera Anda, Mus’ab, yang disesatkan oleh setan dari golongan jin dan manusia, mencengangkan orang-orang yang ingin menghina sekolah yang mencetak Anda dan mencetak para pejuang. Juga mengajarkan kepada dunia bagaimana harus bersikap saat menghadapi ujian dan komitmen pada prinsip.
Sikap berlepas diri Anda itu telah memberikan pesan jelas, tak keraguan didalamnya, kepada semua orang:
Kami adalah pemimpin Hamas....
Anak madrasah Islam yang agung....
Yang tak memberikan loyalitas selain hanya kepada Allah Yang Maha Esa....
Saya dan Anda, Syeikh Yusuf, adalah manusia biasa bukan malaikat dan kami tidak mengklaim sebagai figur. Sikap ini sesuai dengan dakwah para rasul yang telah bersusah payah melakukan dakwah. Contoh saja, Nabi Nuh alaihis salam, mengajak umatnya siang dan malam, sembunyi atau terang-terangan, namun tidak bisa menyelamatkan anak dan isterinya. Ini adalah sunnatullah yang abadi yang tertera dalam Al-Qur’an; ”Sesungguhnya engkau, hai Muhammad, tidak bisa memberikan petunjuk bagi siapa yang kamu cintai, tapi Allah memberikan petunjuk bagi siapa yang Ia kehendaki.” Contoh lain, Nabi Ibrahim alaihis salam, Allah ta’ala memberinya dalil tapi tidak berhasil meyakinkan ayahnya akan dakwah yang diembannya. Padahal Ibrahim sangat mau dan belas kasihan kepada ayahnya. Ini terekam dalam firman Allah ta’ala yang artinya;”Wahai ayah, telah datang kepadaku ilmu (wahyu) yang tidak diberikan kepadamu, maka ikutilah aku, tentu aku akan berikan petunjuk yang lurus. Wahai ayah, jangan menyembah setan karena setan telah ingkar kepada Tuhannya. Wahai ayah, saya takut jika nanti engkau diberikan siksa oleh Yang Maha Pemurah karena engkau telah menjadikan setan sebagai pemimpin.” Kemudian Ibrahim berlepas diri dari ayahnya setelah tahu bahwa ia menjadi musuh Allah.
Saudaraku, Syeikh Hasan Yusuf!
Kebesaran yang hakiki bukanlah klaim akan ismah (kesucian diri) menjadi mahluk terbaik. Namun kebesaran yang hakiki adalah engkau berani menghadapi dunia dan seisinya walaupun engkau dibalik jeruji penjara Zionis Israel. Ketundukan Anda tak engkau berikan selain kepada Sang Pencipta. Engkau kini menjadi duri bagi orang-orang jahat Zionis itu yang telah menyiksa Anda, baik dengan diusir dan diasingkan ke Marj Zuhur. Kemudian Anda diuji dengan anak Anda, Mus’ab. Tapi Anda umumkan bahwa Anda memilih Allah dan rasul-Nya seperti yang digambarkan dalam firman Allah ta’ala;”Kamu tidak akan menemukan suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhir, memberikan belas kasihannya kepada orang yang menghalang-halangi Allah dan rasul-Nya. Walaupun mereka itu adalah bapak, anak, saudara dan kerabat mereka sendiri.”
Saudaraku, Hasan Yusuf!
Selamat kepada Anda, wahai sang pejuang, guru dan komandan..
Selamat kepada Anda, wahai sang penyabar....
Selamat kepada Anda, wahai seorang mukmin yang percaya dan hatinya tenang...
Ucapan selamat dari Hamas dan bangsa Anda, untuk Anda...
Umat harus bangga dengan sikap Anda ini....
Saudara, Hasan Yusuf!
Jangan sedih, sesungguhnya Allah ta’ala bersama kita..
Jangan sedih, sesungguhnya Allah ta’ala bersama kita..
Jangan putus asa, karena dia (Mus’ab) bukan keluarga Anda..
Karena setiap yang bebas mulia itu adalah keluarga Anda..
Setiap kader Hamas adalah anak Anda ...
Semoga Allah ta’ala membahagiakan Anda dengan keluarga Anda dan anak-anak Anda yang lain..
Merekalah penggantinya dan di sisi Allah pahala yang besar..
Dan Allah menguasai urusanNya namun banyak orang yang tidak mengerti.
Izzat Risq
Anggota Biro Politik Hamas
0 comments:
Post a Comment